Menuju Aru [Seri 2]: Menyusuri Laut Banda
menjelang magrib, kapal ferry lobster akhirnya beranjak meninggalkan pelabuhan langgur di kota tual. para penumpang sudah tidak terlalu berhiruk pikuk lagi seperti tadi. hanya ada beberapa orang saja yang masih mengatur-atur barang bawaannya. beberapa orang lain juga masih berlalu lalang mencari tempat yang masih kosong untuk berbaring.
mengingat perjalanan dari langgur menuju dobo akan ditempuh selama kurang lebih 12 jam, maka tempat favorit adalah bidang datar yang dapat memuat tubuh jika berbaring. tak peduli hanya beralaskan tikar dari bahan karung plastik, yang penting bisa meluruskan badan. dikelas ekonomi kursinya terbuat dari bahan plastik yang agak keras jadi sangat tidak nyaman jika digunakan untuk berbaring, selain saat itu sedang padat penumpang yang menggunakan kursi-kursi itu untuk duduk.
maka penumpang pun berjejalan di hampir semua tempat yang berbidang datar. mulai dari depan wc, diantara deretan kursi, dekat tangga bahkan dek luar. di bagian luar ini justru lebih nyaman karena tidak pengap.
disampingku duduk seorang pemuda yang berkulit hitam. badannya besar dan berotot. seuntai kalung menggantung terlihat jelas dilehernya. maklum ia hanya menggunakan baju kaos ketat tak berlengan.
saya mencoba mengajaknya berbincang. ternyata ia sangat ramah. agak berbeda dengan tampilannya yang hitam, besar dan berotot. namanya samuel, namun cukup disapa muel saja. ia mengaku masih bujang dan telah berumur 24 tahun serta bekerja pada sebuah perusahaan budidaya mutiara di kota tual.
kesendirian saya melakukan perjalanan dari makassar menuju dobo membuatnya sedikit heran. baginya agak aneh melihat seorang yang pergi sejauh itu tanpa ada kawan yang menemani. apalagi ketika kubilang kalau perjalanan menuju kepulauan aru ini adalah yang pertama sekali bagiku. setelah kujelaskan bahwa saya sudah agak terbiasa melakukan perjalanan seorang diri ia mulai mengangguk-angguk. mungkin tanda mengerti.
kami sepertinya menjadi akrab. muel lalu memperkenalkan saya dengan seorang temannya. sammy namanya. kalau kuperhatikan ia nampak sebaya dengan muel. sammy yang berbadan agak lebih kecil dibanding muel bekerja sebagai polisi di kota tual. kami bertiga lalu bergeser ke ruang kelas ekonomi, karena tak enak dengan penumpang lain diruang vip itu. jangan sampai suara kami menganggu penumpang lain yang mulai terlelap. lagipula tak diperkenankan merokok di ruangan vip itu.
malam semakin larut.
enaknya dikapal ferry karena terdapat juga kru yang berjualan kopi dan beberapa makanan kecil. maka jadilah kami bertiga menikmati kopi sambil melanjutkan cerita. tak tentu cerita kami saat itu. kadang bicara tentang kota makassar, mahasiswa yang tawuran, kenapa muel dan sammy belum kawin, mutiara, kepulauan aru dan lain sebagainya.
jam sudah menunjukkan waktu pukul 02.10 ketika kami sudah bosan bercerita. maka sammy menawarkan untuk main kancing. saya bingung sebenarnya. seumur-umur belum pernah kudengar permainan itu. bermodal sok tahu, saya mengangguki saja tawaran itu. sammi lalu beranjak menuju kantin. kulihat ia berbicara dengan seorang kru kapal. dan tak lama kemudian ia kembali bersama seorang laki-laki agak tambun.
kami berempat lalu duduk dengan agak melingkar. sammy kemudian meletakkan benda yang tadi dimintanya dari kru kapal. aha !! benda itu sangat kukenal. benda itu ternyata adalah kumpulan kartu domino. kalau begini bisalah saya bermain kancing. toh permainan dengan menggunakan kartu domino tak sulit untuk dipahami. anda tahu jugakan kartu domino? kalau tidak nantilah saya ceritakan kapan-kapan..
permainan kancing ternyata sejenis main domino. setiap orang akan dibagikan 5 buah kartu. prinsip permainannya kurang lebih mirip dengan main domino biasa. turunkan kartu yang nyambung dengan kartu yang sudah diturunkan orang lain. kalau berada dipihak yang kalah, maka anda harus berjongkok.
perminan itu lumayan untuk menambah keakraban dan menghabiskan waktu. menambah keakraban karena sambil bermain kancing kita masih bisa sambil bercerita dan saling bertanya jawab. menghabiskan waktu karena nyaris tak ada aktifitas lain yang bisa dilakukan. beberapa penumpang nampak mulai terkulai dan tertidur.
sungguh tak terasa memang, karena sekitar jam 4.30 subuh sebuah pengumuman dari kru kapal berkumandang. “20 menit lagi kapal akan bersandar di pelabuhan dobo.
bersambung…
Pelabuhan Dobo
PreviousKetua komisi B DPRD Maluku, Melky Frans, di Ambon, Kamis, mengatakan, proyek tersebut dikerjakan secara bertahap karena anggarannya dialokasikan secara bertahap dengan masa kerja selama lima tahun.
“Pekerjaan proyeknya tidak akan dilanjutkan kalau belum ada dana yang dicairkan dan saat ini proses pengerjaan di lapangan baru memasuki tahun ketiga karena dukungan anggarannya secara multi years,” katanya.
Sejak awal terjadi kekeliruan dalam pemberitaan media massa yang mengindikasikan proyek pembangunan pelabuhan perikanan di Dobo dibiarkan terbengkalai oleh kontraktor sehingga terjadi salah persepsi.
Menurut Melky, kucuran dana yang akan disalurkan untuk proyek tersebut secara keseluruhan mencapai Rp60 miliar, dan memasuki tahun ketiga ini pihak kontraktor masih tetap melanjutkan pengerjaan fisik berupa jembatan dan fasilitas pendukung lainnya.
Komisi B sudah pernah melakukan pengawasan dan meninjau langsung lokasi pembangunan proyek tersebut di kawasan Belakang Wamar, Kota Dobo (Maluku).
“Proyek ini tetap akan diselesaikan karena merupakan salah satu program unggulan Pemprov untuk membangun pelabuhan perikanan di 11 kabupaten dan kota,” katanya.
Tujuannya untuk menyiapkan sarana prasarana infrastruktur dasar bidang perikanan laut sehingga mempermudah akses bagi setiap pemilik modal asing maupun dalam negeri yang hendak berinvestasi di Maluku.
Selain itu, keinginan masyarakat dan pemerintah daerah menjadikan Maluku sebagai lumbung ikan nasional harus diwujudkan secara bertahap melalui penyiapan sarana seperti ini.
Bertualang Tepat Dibawah Kepala Burung
Selama dua minggu (5 maret-20 maret 2010) untuk sebuah kerjaan saya menuju ke kepulauan Aru, sebuah pulau yang bila dilihat di peta, berada tepat dibawah pulau Kepala Burung yang merupakan sebutan lain bagi pulau Papua.
Pulau ini terletak di perairan laut Arafura, dan merupakan salah satu pulau terluar RI karena berbatasan dengan benua Australia.
Kepulauan Aru pertama kali kukenal semasa SMA dulu, melalui pelajaran sejarah perjuangan bangsa dimana dikisahkan bahwa laut Aru yang berada di sekitar kepulauan Aru menjadi medan pertempuran antara armada laut Republik Indonesia yang dipimpin oleh komodor yos sudarso melawan armada perang belanda dalam operasi pembebasan Irian Barat di tahun 1962.
Geliat Kota Baru
Sebelum menjadi kabupaten yang berdiri sendiri pada tahun 2003, kepulauan Aru tergabung dalam kabupaten maluku tenggara. saat ini geliat pembangunan terasa benar di pusat kabupaten yakni Kota Dobo. infrastruktur seperti jalan terus terus dibangun, demikian juga dengan sarana pemerintahan. namun sayangnya listrik masih sekali dalam 2 hari, karena tenaga pembangkit yang berupa genset hanya mampu menyuplai listrik ke setengah kota, maka penduduk pun mesti rela merasakan listrik selama 1 hari, besok padam dan lusa dapat listrik lagi. makanya beberapa penduduk dan pengusaha termasuk tempatku menginap mesti menyediakan generator listrik (genset) untuk memperoleh listrik.
Mutiara Dalam Dompet
Temanku bilang, kepulauan Aru merupakan salah satu produsen mutiara dalam skala internasional. tak heran memang, banyak perusahaan mutiara yang didirikan dikepulauan ini. konon dahulu kerang-kerang mutiara masih sangat mudah ditemukan. cukup menyelam maka mutiara yang asli pun diperoleh. namun kini situasi suda berubah. kerang mutiara kini sudah sulit diperoleh. makanya perusahaan mutiara memproduksi mutiara melalui budidaya kerang mutiara. namun bagaimanapun juga mutiara suntik (demikian orang Aru menyebut mutiara hasil budidaya) yang digalakkan tetaplah berbeda dengan yang asli. menurut seorang kaawan yang pernah menjadi penyelam pencari mutiara, bedanya adalah mutiara hasil budidaya memiliki titik (dia menyebutnya nukleus) yang berada ditengah mutiara. sedangkan mutiara asli (yang terproses dialam) terlihat mulus dan merata kilaunya.
Banyaknya orang Aru yang mengenakan kalung bermutiara memperlihatkan mudahnya memperoleh mutiara dengan harga miring di pulau ini. kalau ingin membeli, cukup bertanya sedikit dan anda akan dipertemukan dengan penjual mutiara yang kebanyakan membawa-bawa mutiara itu dalam dompetnya.
nah itulah sedikit cerita tentang kepulauan Aru. sebenarnya ada beberapa cerita lagi. tapi untuk hari cukuplah dulu ya..
Rinto Komnaris
mas rinto saya bisa minta dikirimkan tentang kepulauan aru tidak baik tentang gambar peta pantai dan tentang wilayah lautnya soalnya saya penting buat pengembangan wilayah konservasi di kepulauan aru
BalasHapusMaksudnya...tidak baik tentang gambar gimana Mas....
BalasHapus