Bencana
alam klimatologis merupakan bencana alam yang disebabkan oleh faktor
angin dan hujan. Contoh bencana alam klimatologis adalah banjir, badai,
banjir bandang, angin puting beliung, kekeringan, dan kebakaran alami
hutan (bukan oleh manusia).
Gerakan
tanah (longsor) termasuk juga bencana alam, walaupun pemicu utamanya
adalah faktor klimatologis (hujan), tetapi gejala awalnya dimulai dari
kondisi geologis (jenis dan karakteristik tanah serta batuan dan
sebagainya).
3. Bencana alam ekstra-terestrial
Bencana
alam Ekstra-Terestrial adalah bencana alam yang terjadi di luar
angkasa, contoh : hantaman/impact meteor. Bila hantaman benda-benda
langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana alam yang
dahsyat bagi penduduk bumi.
1. Letusan gunung berapi
Sebelum gunung berapi meletus, biasanya terdapat tanda-tanda sebagai berikut :
-
suhu sekitar kawah naik
-
sumber air banyak yang mengering
-
sering terasa adanya gempa bumi (vulkanik)
-
binatang yang ada di atas gunung tersebut banyak yang berpindah menuruni lereng karena terasa panas
-
sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunun
-
Bila
ada tanda-tanda gunung berapi akan meletus, ada beberapa antisipasi
(usaha)untuk mengurangi bahaya dari bencana tersebut, antara lain:
-
membuat terowongan-terowongan air pada kepundan (kawah) yang berdanau. Contohnya: terowongan di Gunung Kelud.
-
menyebarkan informasi dan memberi peringatan dini dari hasil pemantauan pos-pos pengamatan gunung berapi.
-
mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung berapi yang akan meletus.
2. Gempa bumi
Sampai
sekarang manusia belum dapat meramalkan kapan suatu gempa akan terjadi.
Besar kecilnya malapetaka yang terjadi sangat tergantung pada kekuatan
(magnitudo) gempa itu sendiri serta kondisi daerah yang terkena gempa
itu. Alat pengukur gempa bumi disebut seismograf, yang dinyatakan dalam skala Richter.
Antisipasi
yang harus dilakukan bagi masyarakat luas adalah apa dan bagaimana cara
menghadapi kejadian gempa, pada saat dan sesudah gempa terjadi.
Beberapa saran dalam menghadapi kejadian gempa adalah sebagai berikut:
Sebelum terjadi gempa
-
Mengetahui secara teliti jalan-jalan keluar masuk dalam keadaan darurat di mana pun kita berada. Ingat gempa dapat terjadi sewaktu-waktu.
-
Meletakkan barang-barang yang berat di tempat yang stabil dan tidak tergantung.
-
Matikan segera lampu, kompor minyak atau gas serta listrik agar terhindar dari bahaya kebakaran.
Saat terjadi gempa
-
Jika berada di dalam ruangan: diamlah sejenak, jangan panik dan segeralah keluar dari bangunan. Secepatnya mencari perlindungan di bawah meja atau di dekat pintu. Jauhi tempat-tempat yang mungkin mengakibatkan luka seperti kaca, pipa gas atau benda-benda tergantung yang mungkin akan jatuh menimpa.
-
Jika berada di luar rumah: tinggallah atau carilah tempat yang bebas dari bangunan-bangunan, pohon atau dinding. Jangan memasuki bangunan meskipun getaran gempa sudah berhenti karena tidak mustahil runtuhan bangunan masih dapat terjadi.
-
Jika berada di tengah keramaian: janganlah turut berdesak-desakan mencari jalan keluar, meskipun orang-orang yang panik mempunyai keinginan yang sama. Carilah tempat yang tidak akan kejatuhan runtuhan.
-
Jika berada dalam bangunan tinggi: secepatnya mencari perlindungan di bawah meja dan jauhilah jendela atau dinding luar bangunan. Tetaplah berada di lantai di mana kamu berada ketika gempa terjadi, dan jangan gunakan elevator atau lift yang ada.
-
Jika sedang mengendarai kendaraan: hentikan kendaraan kamu dan tetaplah berada di dalam mobil dan pinggirkanlah mobil kamu. Jangan berhenti di atas jembatan, atau di bawah jalan layang. Jika gempa sudah berhenti, janganlah langsung melintasi jalan layang atau jembatan yang membentang, sebelum dipastikan kondisinya aman.
Setelah terjadi gempa
-
Tetap menggunakan alas kaki untuk menghindari pecahan-pecahan kaca atau bahan-bahan yang merusak kaki.
-
Periksalah apakah kamu mendapat luka yang memerlukan perawatan segera.
-
Periksalah aliran/pipa gas yang ada apakah terjadi kebocoran. Jika tercium bau gas usahakan segera menutup sumbernya dan jangan sekali-kali menyalakan api dan merokok.
-
Periksalah kerusakan yang mungkin terjadi pada bangunan kamu.
-
Dengarkan informasi melalui televisi, radio, telepon yang biasanya disiarkan oleh pemerintah, bila hal ini memungkinkan.
-
Bersiaplah menghadapi kemungkinan terjadinya gempa-gempa susulan. Dan berdoa agar terhindar dari bencana yang lebih parah.
3. Tsunami
Tsunami adalah
ombak besar yang terjadi setelah peristiwa gempa bumi, gempa laut,
gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut.
Bencana
tsunami dapat diprediksi oleh berbagai institusi seismologi di berbagai
penjuru dunia dan proses terjadinya tsunami dapat dimonitor melalui
satelit. Dengan diterapkannya sistem peringatan dini (early warning system), diharapkan masyarakat dapat melakukan evakuasi dengan cepat bila terjadi bencana tsunami.
a. Jika
kamu sedang berada di pinggir laut atau dekat sungai, segera berlari
sekuat-kuatnya ke tempat yang lebih tinggi. Jika memungkinkan,
berlarilah menuju bukit yang terdekat.
b. Jika situasi memungkinkan, pergilah ke tempat evakuasi yang sudah ditentukan.
c. Jika situasi tidak memungkinkan untuk melakukan tindakan No.2, carilah bangunan bertingkat yang bertulang baja (ferroconcrete building), gunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas (sedikitnya sampai ke lantai 3).
d. Jika situasi memungkinkan, pakai jaket hujan dan pastikan tangan kamu bebas dan tidak membawa apa-apa.
4. Badai
Badai
adalah suatu gangguan pada atmosfer suatu planet, terutama yang
mempengaruhi permukaannya serta menunjukkan cuaca buruk. Badai dapat
ditandai dengan angin yang kencang (badai angin), petir dan kilat (badai
guruh), curahan lebat misalnya es (badai es) atau angin yang membawa
suatu zat melalui atmosfer (seperti badai pasir, badai salju, dll).
Badai
dapat menyebabkan runtuhnya bangunan, menenggelamkan kapal serta
menumbangkan pohon, tiang listrik, menara dan lain sebagainya.
Beberapa macam badai yang perlu diketahui, diantaranya:
5. Banjir
6. Kekeringan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar